Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dampak Truk China Ilegal - Produksi Karoseri Turun 50%

Dampak Truk China Ilegal
Dampak Truk China Ilegal

Dampak Truk China Ilegal
- Bisnis perusahaan karoseri di Indonesia mengalami gangguan serius akibat maraknya truk impor China ilegal yang terus membanjiri pasar.

Hendro Wijaya, Kepala Departemen Sales dan Marketing PT Metalindo Teknik Utama (MTU Karoseri), mengungkapkan bahwa truk-truk dari China yang masuk secara ilegal masih banyak beredar di Indonesia. Truk-truk ini tidak hanya merajai pasar, tetapi juga berhasil menarik minat perusahaan-perusahaan pertambangan di Indonesia dengan berbagai strategi yang menggiurkan.

Menurut Hendro, dampak dari kehadiran truk China ilegal ini tidak hanya dirasakan oleh pabrikan truk, tetapi juga merembet ke perusahaan-perusahaan karoseri yang fokus pada sektor offroad, terutama yang melayani industri pertambangan. "Jika kita membandingkan persentase tahun ini dengan tahun lalu, jumlah unit dump truck yang kami kerjakan berkurang sekitar 50 persen," ungkap Hendro saat diwawancarai dalam Media Workshop Daimler Truck, di sela-sela acara Mining Indonesia 2024, yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Kamis, 12 September 2024.

Isu mengenai truk impor China ilegal ini sudah disorot sebelumnya oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Saat membuka Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) pada Maret 2024, Agus mengungkapkan bahwa sekitar 6.000 unit truk ilegal telah memasuki pasar Indonesia.

Attias Asril, Kepala Divisi Operasi Bisnis dan Strategi PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), juga mengonfirmasi fenomena ini pada bulan yang sama. Menurut Attias, truk China ilegal tidak hanya hadir dengan harga yang sangat kompetitif tetapi juga dengan kapasitas yang lebih besar.

Perusahaan karoseri mencatat bahwa truk impor China ilegal menawarkan paket yang sangat menarik: unit sudah dalam bentuk siap pakai (sasis plus bodi), kapasitas lebih besar, dan harga yang jauh lebih murah—sekitar 25-30 persen dibandingkan dengan produk lokal.

“Mereka (perusahaan-perusahaan tambang) beralih ke truk China karena harga yang lebih murah dan kapasitas yang lebih besar. Selain itu, pembiayaan juga lebih mudah diakses, termasuk dukungan modal untuk pembelian truk,” jelas Hendro.

Namun, di balik keunggulan tersebut, truk China ilegal memiliki kekurangan signifikan. Hendro mengungkapkan bahwa pengusaha tambang melaporkan kesulitan dalam hal perawatan dan perbaikan. “Ketika truk mengalami kerusakan, sering kali tidak ada tempat yang bisa diandalkan untuk perbaikan. Akibatnya, setelah dua hingga tiga tahun penggunaan, truk-truk ini umumnya sudah harus dibuang,” tambah Hendro.

Untuk mengatasi dampak negatif dari truk China ilegal, MTU Karoseri telah melakukan adaptasi dengan merambah sektor truk onroad sejak tahun 2024. Misalnya, mereka mulai fokus pada truk untuk keperluan logistik. Selain itu, mereka juga berusaha untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan mempercepat waktu pembangunan bodi truk. Saat ini, MTU Karoseri mampu membangun dump truck dalam waktu hanya satu minggu.

"Kiblat saat ini adalah China, dan untuk bersaing, kami harus meningkatkan kecepatan produksi. Fokus kami adalah pada lead time, layanan, dan purnajual," tutup Hendro.

Referensi

Post a Comment

0 Comments